Peranan wanita dalam
kepemimpinan
Peran wanita dalam kehidupan
bermasyarakat dalam konsumen pembangunan bukan hanya sebagai proses
pembangunan, tapi juga sebagai fondasi yang berstruktur kuat. Sungguh ironis
bila melihat sebuah kenyataan, apalagi jka melihat peran wanita tradisional
yang selalu dianggap sebagai "cadangan". Sebagai contoh, umur belia
sudah dipaksa menikah dan melahirkan tanpa mengenyam pendidikan wajib. Namun,
perubahan kian berkembang dengan pesat, perjuangan akan figur R.A. Kartini
dapat dirasakan dengan adanya pergerakkan emansipasi wanita. Keberadaan peran
wanita sebagai pimpinan kini mulai dihargai dan disetarakan.
Dalam sejarah Indonesia saja
Megawati Soekarno putri saja berhasil menjadi salah satu pemimpin Indonesia.
Hal ini merupakan bukti nyata bahwa wanita mampu menjadi seorang pemimpin
apalagi menjadi seorang Kepala Negara.
Menurut J.I. Brown dalam
“Psychology and the Social Order”, disebutkan bahwa pemimpin tidak dapat
dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang
memiliki potensi yang tinggi di bidangnya. Karakter seorang pemimpin mampu
mengubah, mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dalam mencapai satu tujuan
yang memiliki visi dan misi yang kuat.
Ungkapan tersebut tentu saja dapat
diartikan bahwa peranan wanita dalam kepemimpinan sebenarnya bukanlah suatu hal
yang aneh. Dalam hal kesetaraan gender dapat diartikan bahwa, dengan adanya
kesamaan kondisi bagi laki-laki maupun perempuan dalam memperoleh kesempatan
serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan
keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.
Terwujudnya peran wanita dalam
berkesempatan memegang peranan sebagai kepemimpinan membawa dampak yang
mengarah lebih baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender ditandai dengan
tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian,
antara perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama dalam mencapai sebuah
peran kepemimpinan. Kini perempuan mampu memberikan suara dalam berpartisipasi
dan kontrol atas pembangunan negara yang lebih baik. Tentu hal ini adalah
sebuah kebijakan dalam memperoleh manfaat kesetaraan serta adil dari
pembangunan.Kini saatnya para wanita maju dan memiliki peran penting dalam
kepemimpinan. Tidak salah kan, kalau perempuan menjadi seorang pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar